Iklan

Memilih bibit f1 da f2 berkualitas ( kelebihan dan kekurangan )

10.2.15 07.17 By Ali Sadikin Brutu

Pada umumnya para petani di indonesia, menggunakan bibit dari media jagung, media serbuk atau dari padi. Banyak yang bertanya tentang memilih bibit f1 dan f2 dari jagung  atau  dari serbuk dan bibit dari media padi. Bagus mana antara bibit f1,f2 dari jagung, serbuk atau dari media padi ? Setiap bibit memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing, sehingga para petani dapat menyesuaikan dengan keinginan masing masing, berikut ini saya sampaikan beberapa kekurangan dan kelebihanya :

1. Media Jagung
Kelebihan

    - Media dari bibit jagung lebih cepat menyebar miselium di baglog
    - Media jagung menjadi  nutrisi baglog

Kekurangan
    - Media jagung dapat menimbulkan ulat yang berasal dari media jagung yang busuk pada baglog
    - Media jagung mengundang hama, seperti tikus dan ayam

2.  Media Padi
Kelebihan
- Media dari padi cepat penyebaran miselium pada baglog 
- Media dari padi lebih gampang untuk dibibit ( lebih cepat proses inokulasi )

Kekurangan
- Media dari padi mengundang binatang lain, seperti tikus, yang akan meggerogoti plastik sehingga meusak plastik dan bibit
- Media padi dapat menumbuhkan jamur parasit lain pada baglog, jamur lain timbul berasal dari padi walaupung miselium sudah menebar.


3.  Media Serbuk
Kelebihan
- Media dari serbuk kayu lebih aman dari berbagai penyakit, termasuk dari hama tikus atau binatang ternak lainya

Kekurangan
- Media dari serbuk kayu, perkembanganya lebih lama perkembangan misel pada baglog.
 - Lebih sulit dalam pembibitan ( pengukuran)

PENYEBAB KEGAGALAN BAGLOG JAMUR TIRAM

4.2.15 07.27 By Ali Sadikin Brutu

Ada beberapa penyebab kegagalan dalam budidaya jamur tiram yang dapat membuat  para petani bingung untuk mengatsai masalah tersebut, kadangkala para petani  hanya menebak- nebak penyebab kegagalan budiaya jamur tiram tersebut. 

Beberapa pengalaman saya dalam budidaya jamur tiram, barangkali juga pernah anda alami kegagalan,  sehingga disini saya share pengalaman kegagalan saya, sehingga para petani baru  tidak mengalami pengalaman yang sama dengan saya.

Begini ceritanya.....

Kegagalan 1

Karyawan :  bang baglognya sudah 10 hari, kok miselium belum menebar

Saya          : coba perhatikan suhunya sterilisasi, suhu harus 100 c.

 

Kegagalan 2

Karyawan     : bang baglognya sudah 10 hari, miseliumny tidak menebar, Padahal disteamer ( merebusnya sudah 100 C )

Saya           : Mungkin pas inokulasi para pekerja tidak bersih, pakaian harus steril dan di semprot alkohol ( nyalahin pekerja )

 

Kegagalan 3

Karyawan     : bang miseliumnya juga tidak menebar juga, padahal pekerja sudah bersih, mandi sudah, baju baru cuci, alat pembibitan juga sudah sesuai prosedur.

Saya             : coba diperiksa lagi komposisi media baglog, dan pengomposan harus lebih lama lagi.

 

Kegagalan 4

Karyawan   : bang baglognya gagal lagi, miselium tidak berkembang dan menebar ? padahal media semua fress- dan pengomposan juga semakin lama.

Saya             : kalo begitu, pasti itu dri bibit F1,F2 ( turunan bibit ) tidak bagus, coba ganti bibit yang lain.

 

Kegagalan 5

Karyawan   : Bang, bibit sudah saya ganti, tetapi baglog tetap gagal bg, bagaimana ini ?

Saya             : kok bisa gitu ya, coba serbuknya diperiksa. barangkali serbuk kayunya tidak bagus, komtaminasi oleh minyak di tempat pemotongan kayu.

 

 

HASIL KESABARAN ITU NYATA.........

 

Karyawan  : bang kali ini, bibit kita  tidak ada yang gagal, 100 persen jadi semua

Saya       : Alhamdulillah,,, berarti itu disebabkan oleh jenis kayunya yang tidak bagus... lanjutkan.

Bayangkan jika saya tidak sabar,,, barangkali saya tidak akan menjadi petani jamur lagi. selama 2 bulan saya mengalami kegagalan dan hampir 7000 baglog terbuang sia sia bersama modal yang sangat pas-pasan.

 

Kesimpulan kegagalanya adalah....

 

1. Kurang Steril ( Kurang Matang )

  Jika sterilisasi kurang matang, maka mengakibatkan  baglog anda akan kelihatan belang belang- sebagian miselium menebar, sebagian mati, dan baglog jamur akan mati.

2.  Pembibitan ( inokulasi )

Jika dalam pembibitan, para pekerja dan peralatan inokulasi kurang bersih, maka setelah pembibitan, baglog akan tumbuh jamur parasit, seperti sering dilihat warna hitam, hijau dll.

3. Media komposisi

Pemilihan serbuk kayu adalah yang  berpengaruh, jika serbuk kayunya bermasalah, baik PH dan jenis kayu atau komtaminasi bahan kimia di tempat pemotongan kayu, maka akan berakibat pada tidak berkembangnya miselium pada baglog. dan baglog akan dipastikan gagal. ciri-cirinya adalah bibit baglog masih putih dalam usia sekitar 10 hari, namun miselium tidak menebar, dan semakin lama bibit akan rusak dan mati.